Dua Jejak

by - 13.3.20


Setelah menunggu lumayan lama akhirnya terurai juga kekusutan benang di Satu Ruang, buku yang dulu aku baca tanpa ekspektasi apa-apa. Belum pernah baca ceritanya di Wattpad dan beli cuma karena tertarik sama nama penulisnya. Yup! namanya mirip :D

Kali ini aku mau ghibahin karakternya aja. Kalo plot dan nananinananya biar reviewer lain aja yang bahas 👌

Awalnya sempet nggak mau lanjutin tapi penasaran juga sebenernya Kinan itu kenapa sih? Satrya akhirnya pilih siapa? Kabi sama Sab gimana kelanjutannya? Dan pastinya kepo juga sama Mas Radhi dan Dek Rinka :D 

Eits, yang anti spoiler club boleh diskip aja ya.

Jujur, waktu baca Satu Ruang aku sempet antipati sama Kinan, "Apasih Kinan, drama banget!" dan males juga sama Satsat yang sok kegantengan. Meskipun dia emang ganteng, ceritanya. 

Tapi setelah baca Dua Jejak aku jadi paham kalo apa yang Kinan lakuin tuh sebenernya manusiawi banget. 

Yah, siapa sih yang nggak pernah lari dari masalah? Lari untuk nyembuhin dirinya sendiri, mencari kebahagiaannya sendiri supaya nggak terus-terusan bergantung dan berharap sama orang lain. It's just so normal, isn't it?

Tapi ya gitu emang manusia sukanya judgemental, nggak ngaca kalo dirinya sendiri juga suka begitu ehe.

"Kinan tahu ini mungkin nggak masuk akal buat sebagian orang. Tapi Kinan yang paling tahu diri Kinan sendiri. Kapan Kinan harus lari, kapan Kinan harus berhenti. Sekarang Kinan nggak minta orang untuk setuju atau mengerti Kinan, Kinan hanya ingin keputusan Kinan dihargai.”

Dassss it. I feel you, Nan :")

Kebetulan banget waktu baca ini aku lagi merasa keputusanku akan suatu hal tidak dihargai, bahkan ditentang habis-habisan jadi sangat bisa relate sama kata-kata Kinan yang satu ini.

Speaking of Satrya, ganteng sih, baik sih, but he's still not my cup of tea. Emang bener, orang tuh keliatan sempurna karena kita belum liat borok-nya aja hehe dan menurutku Satrya was just being Satrya 🙃

Sejak buku pertama, Kabi selalu jadi karakter favorit. Meski galak dan posesif, tapi dia sebenernya cuma pengen melindungi orang yang disayang, tipikal kakak laki-laki banget. Cuma emang caranya aja yang kadang nggak pas. Dia maunya orang ngerti tanpa harus dijelasin.

Untungnya, di Dua Jejak Kabi jadi belajar gimana menyampaikan perasaannya dengan cara yang lebih bisa dimengerti dan diterima. Thanks to Lasha yang selalu berusaha jadi penengah antara Kabi dan Sab. Gak yang mentang-mentang Kabi itu kakaknya trus jadi semena-mena sama Sab.

Terus terang yang paling kasian disini sebenernya Sabrina sih. Dia kayak terombang-ambing di antara dua kapal. Di satu sisi hatinya masih buat Kabi tapi di sisi lain harus jaga perasaan Satrya (padahal Satrya-nya begitu hhh). Niat nolongin malah dia sendiri yang sakit. She' just so pure and genuine :")

It's a relief tho, everything finally works out for both couple :)

Beberapa kutipan yang kusuka juga dari Dua Jejak:

"Ternyata kadang orang lebih sempurna dalam pikiran kita ya?" - Sab

"Iya, pasti begitu. Sometimes we love the idea of a person in our mind, more than the person itself." - Lupa siapa yang bilang ini haha kayaknya Lasha?


Last but not least, thanks to Radhi-Rinka yang selalu jadi penghibur di tengah keruwetan benang keempat tokoh utama. Radhi dengan jokes sampisnya yang selalu bikin ngakak dan Rinka yang jinak-jinak merpati. Btw aku kok bayanginnya Radhi tuh kayak Ijal-nya Nadiana di Red Chery (Wattpad @fairywoodpaperink) ya😂

Agak kecewa sebenernya karena waktu habis dari Anyer itu Radhi-Rinka nggak ada kelanjutannya. Apakah ini pertanda bakal ada spin-off buat mereka berdua? Hahaha, ngebadut aja dulu 🤡


You May Also Like

0 comments